Merawat Tradisi, Menanamkan Nilai, dan Menguatkan Identitas Budaya
Pagi di desa Cikakak terasa lebih hidup daripada biasanya tepatnya di
hari Minggu 26 Oktober 2025. Udara yang lembap membawa aroma dedaunan hutan
pinus, sementara suara kera yang bersahutan dari pepohonan mengiringi
masyarakat dan para peserta yang mulai berdatangan. Di antara keramaian itu, ada barisan siswa, guru, dan tenaga
kependidikan SMP Negeri 3 Wangon.
Mereka datang bukan sekadar sebagai tamu, tetapi sebagai bagian dari
denyut nadi budaya itu sendiri mengambil peran dalam Festival Rewanda Bojana,
sebuah tradisi festifal tahunan yang telah menjadi simbol hubungan harmonis
antara manusia dan alam, khususnya dengan kawanan kera penghuni sekitar Masjid
Saka Tunggal, masjid bersejarah yang terletak di desa Cikakak Kecamatan
Wangon Kabupaten Banyumas.
Festival ini merupakan momentum pelestarian budaya sekaligus
implementasi nyata kegiatan 7 KAIH, terutama unsur bermasyarakat,
yang mengajak peserta didik untuk mengenali serta terlibat dalam praktik budaya
lokal yang mengandung nilai kebersamaan dan gotong royong.
Tepat pukul sembilan pagi, kirab budaya dimulai. Para siswa SMP Negeri 3
Wangon membawa gunungan buah, sayur, dan pala pendem yang tertata rapi
menyerupai gunung kecil simbol kesuburan, kemakmuran, dan rasa syukur atas
rezeki bumi. Gunungan ini nantinya akan diperuntukkan kepada kera- kera yang
tinggal bebas di kawasan Masjid Saka Tunggal Cikakak sebagai bentuk sedekah dan
tradisi.
Barisan kirab bergerak pelan namun mantap, menyusuri jalan desa bersama
para peserta lainnya. Langkah mereka terasa seperti denyut tradisi yang terus
mengalir, seolah menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Sepanjang perjalanan, masyarakat menyambut dengan antusias, mengabadikan
momen, dan memberikan dukungan penuh. Kirab ini bukan hanya kegiatan seremonial
belaka. Bagi peserta didik, aktivitas ini menjadi pengalaman belajar tak
tertulis: tentang syukur, kerukunan, dan pentingnya menjaga warisan budaya.
Sebelum
prosesi puncak sedekah gunungan dilaksanakan, panggung budaya di area Masjid
Saka Tunggal dipenuhi tepuk tangan. Gerak para penari yang luwes dan ritmis
berpadu dengan iringan musik tradisional, menghadirkan suasana yang seolah
memanggil kembali jejak masa silam. Warna-warni kostum penari pun menambah
keindahan visual, mempertegas identitas budaya lokal yang menjadi kebanggaan
masyarakat. Penampilan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi pengingat
bahwa seni tradisional perlu terus dirawat oleh generasi muda agar tidak pudar
ditelan zaman.
Setelah
tarian selesai, tibalah momen yang paling ditunggu. Gunungan buah, sayur, dan
pala pendem dari rombongan SMP Negeri 3 Wangon dan gunungan dari peserta lainnya
dibawa menuju area yang telah disediakan panitia. Ketika gunungan ditempatkan,
kawanan kera mulai turun dari pepohonan. Suasana menjadi riuh namun khidmat.
Keterlibatan
SMP Negeri 3 Wangon bukan sekadar mengikuti festival, tetapi sebuah proses
pendidikan karakter yang kaya pengalaman. Melalui kegiatan ini, siswa
mendapatkan pembelajaran nyata di luar kelas, seperti: memahami nilai syukur
dan berbagi, mengenali tradisi lokal sebagai identitas budaya, belajar
berinteraksi dan berkontribusi dalam masyarakat, serta menyadari pentingnya
kelestarian satwa dan alam. Kepala sekolah, guru, dan seluruh tenaga
kependidikan berkomitmen membawa peserta didik untuk tidak hanya cerdas secara
akademis, tetapi juga berkarakter, berbudaya, dan berdaya sosial.
Festival Rewanda Bojana 2025 menjadi catatan berharga bagi SMP Negeri 3
Wangon. Partisipasi penuh semangat dari seluruh warga sekolah menggambarkan
bahwa pendidikan sejati tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi juga
melalui perjumpaan dengan budaya, sejarah, dan alam. Melalui festival ini,
sekolah kembali menegaskan perannya sebagai lembaga pendidikan yang aktif
melestarikan tradisi serta membentuk generasi muda yang berkarakter dan
berbudaya. Tahun ini bukan hanya menjadi momentum perayaan, tetapi juga langkah
kokoh menuju masa depan di mana budaya lokal tetap hidup dan menginspirasi.
Festival budaya tidak hanya berfungsi sebagai ruang pelestarian tradisi,
namun juga sebagai medium pendidikan karakter yang menjembatani generasi muda
dengan kearifan lokal. Inilah yang tercermin dalam keikutsertaan SMP Negeri
3 Wangon pada kegiatan tahunan Festival Rewanda Bojana, yang
diselenggarakan pada 26 Oktober 2025 di kawasan Cagar Budaya Masjid
Saka Tunggal Cikakak Wangon Banyumas.
Penulis:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar